Rabu, 23 Mei 2012

SISTITIS KRONIS


SISTITIS
 
Sistitis Interstisialis adalah peradangan kandung kemih yang menimbulkan rasa nyeri.  Entah kenapa saya sehabis olah raga minum segelas minuman semacam saribuah sasetan dan ditambah es dingin, mungkin karena perut kosong, bangun tidur seperti nahan kencing, saya pikir anyang - anyangan ( kata orang jawa ) ternyata sudah 1 minggu belum semuh juga,begitu ke lab. biotes hasilnya sistitis kronis,sakitnya seperti bibir sariawan yang sedang di tetes abotil. Uammpun sakitnya kalau sedang kencing.
Kejadian ini pada hari/tangga: kamis 17 Mei 2012,untung nya hari libur panjang, itupun nggak cukup, sampai kamis depannya tgl.24/05/2012 baru bisa masuk kantor, inipun masih hati hati lihat jadwal obat anti nyeri SCOPAMIN PLUS, OSTRID dan DEXTAFEN.

PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui karena tidak ditemukan organisme infeksius di dalam air kemih.
Yang khas adalah penyakit ini sering ditemukan pada wanita setengah baya.

GEJALA
Gejalanya berupa:
- sering berkemih
- desakan untuk berkemih
- disuria (nyeri ketika berkemih)
- nyeri pada saat melakukan hubungan seksual (dispareunia).

Kadang air kemih mengandung darah.
Pada akhirnya bisa terjadi pengisutan kandung kemih.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan sitoskopi, dimana akan tampak titik-titik perdarahan pada lapisan kandung kemih.

PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan standar ataupun pengobatan efektif untuk sistitis interstisialis.
Beberapa jenis pengobatan yang pernah dicoba dilakukan pada penderita sistitis interstisialis:
- Dilatasi (pelebaran) kandung kemih dengan tekanan hidrostatik (tenaga air)
- Obat-obatan (elmiron, nalmafen)
- Anti-depresi (memberikan efek pereda nyeri)
- Antispasmodik
- Klorapaktin (dimasukkan ke dalam kandung kemih)
- Antibiotik (biasanya tidak banyak membantu, kecuali jika terdapat infeksi kandung kemih)
- DMSO (dimetilsulfoksida), untuk mengurangi peradangan
- Pembedahan.



Apakah batu ginjal itu?
Batu ginjal adalah suatu material mineral kristal yang keras yang terbentuk di dalam ginjal atau saluran kencing. Batu ginjal sering menyebabkan darah di dalam air kencing dan nyeri perut dan pinggang berat. Batu ginjal kadang-kadang disebut renal calculi. Satu dari setiap 20 orang menderita batu ginjal pada satu waktu dalam hidupnya
Kondisi dimana terdapat batu ginjal disebut dengan nephrolithiasis. Adanya batu  di lokasi mana pun dari saluran kencing disebut dengan urolithiasis.
Apa penyebab batu ginjal?
Batu ginjal terbentuk jika terjadi penurunan volume urin dan/atau kelebihan zat pembentuk batu di urin. Jenis batu ginjal yang paling sering adalah kalsium kombinasi dengan oxalat atau fosfat. Senyawa kimia lain yang dapat membentuk batu di saluran kencing adalah asam urat asam amino cystine.
Dehidrasi akibat berkurangnya masukan cairan atau latihan yang keras tanpa penggantian cairan yang cukup meningkatkan resiko terjadinya batu ginjal. Penyumbatan aliran urin juga dapat menyebabkan pembentukan batu. Batu ginjal juga dapat disebabkan oleh infeksi pada saluran kencing dan disebut dengan struvit atau batu infeksi.
Orang laki-laki lebih sering menderita batu ginjal dan ras Caucasian lebih sering daripada ras kulit hitam. Prevalensi batu ginjal mulai meningkat ketika laki-laki menginjak usia 40 an, dan makin meningkat sampai usia 70 an. Orang yang telah mengalami lebih dari satu batu ginjal cenderung untuk mengalami lagi. Riwayat keluarga menderita batu ginjal juga merupakan faktor resiko terjadinya batu ginjal.
Sejumlah kondisi medis dapat menyebabkan peningkatan resiko kejadian batu ginjal:
  • Gout menyebabkan peningkatan jumlah asam urat di dalam urin dan dapat menyebabkan pembentukan batu asam urat.
  • Hiperkalsiuria (kadar kalsium tinggi dalam urin), suatu kondisi keturunan, menyebabkan batu pada lebih dari setengah kasus. Pada keadaan ini, terlalu banyak kalsium yang diserap dari makanan dan diekskresikan ke dalam urin, dimana dapat membentuk batu kalsium fosfat atau kalsium oxalat.
  • Kondisi-kondisi lain yang berhubungan dengan peningkatan resiko batu ginjal meliputi hiperparatiroidisme, penyakit ginjal seperti renal tubular acidosis, dan beberapa kondisi metabolisme keturunan seperti cystinuria dan hyperoxaluria. Penyakit kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi) juga berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya batu ginjal.
  • Orang dengan inflamatory bowel disease (penyakit radang usus besar) atau yang mengalami operasi bypass usu atau bedah ostomy juga lebih memungkinkan terjadinya batu ginjal.
  • Beberapa obat juga meningkatkan resiko batu ginjal. Obat-obat ini meliputi diuretik, antasid yang mengandung kalsium, dan protease inhibitor indinavir (Crixivan), suatu obat yang digunakan untuk infeksi HIV.
Apa sajakah gejala-gejala batu ginjal?
Jika suatu batu ginjal tidak menimbulkan gejala (dikenal dengan silent stone), orang yang mempunyai batu ginjal sering mengalami nyeri kram tiba-tiba yang luar biasa pada punggung bawah dan/atau samping, selangkangan atau perut. Perubahan posisi badan tidak menghilangkan rasa sakit. Rasa nyeri khas sangat sakit yang dikenal dengan nyeri kolik (disebut kolik renal). Rasa nyeri itu bisa sangat berat dan sering disertai rasa mual dan muntah. Batu ginjal juga khas menyebabkan darah dalam urin. Jika ada infeksi pada saluran kencing bersama dengan batu, mungkin akan ada demam dan kedinginan. Kadang-kadang, gejala seperti kesulitan kencing, nyeri pada penis, atau  nyeri testis dapat timbul akibat batu ginjal.
Bagaimana batu ginjal didiagnosa?
Diagnosis  suspect batu ginjal adalah dengan pola gejala yang khas jika penyebab lain yang mungkin dari nyeri pinggang atau perut dapat diabaikan. Tes imagingbiasanya dilakukan untuk menegakkan diagnosa. CT Scan tanpa material kontras adalah tes yang paling biasa digunakan untuk mendeteksi batu atau penyumbatan di dalam saluran kencing. Dulu, intravenous pyelogram (IVP, suatu pemeriksaan foto rontgen abdomen  dengan penggunaan zat warna kontras ke dalam aliran darah) merupakan tes yang paling sering digunakan untuk mendeteksi batu di saluran kencing, tetapi tes ini mempunyai resiko komplikasi yang lebih besar, lebih lama, dan menggunakan paparan radiasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan CT Scan non kontras. CT Scan merupakan alat diagnostik yang lebih efektif dibandingkan IVP dalam  mendiagnosa batu ginjal atau batu saluran kencing.
Pada perempuan hamil atau mereka yang harus menghindari paparan radiasi, pemeriksaan ultrasound (USG) dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa.
Bagaimana terapi batu ginjal?
Kebanyakan batu ginjal akhirnya lepas ke saluran kencing dengan sendirinya dalam 48 jam dengan masukan cairan yang banyak. Obat-obat nyeri digunakan untuk menghilangkan nyeri. Jika obat-obat tersebut tidak cukup untuk mengendalikan rasa nyeri, obat-obat narkotik mungkin diperlukan. Obat nyeri intravena dapat diberikan jika ada mual dan muntah.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lepasnya batu. Ini meliputi ukuran penderitanya, batu yang lepas sebelumnya, pembesaran prostat, kehamilan, dan ukuran batu. Batu ukuran 4 mm mempunyai 80% kemungkinan untuk lepas sementara batu 5 mm, 20%. Batu yang lebih besar dari 9 mm-10 mm jarang lepas tanpa terapi khusus.
Beberapa obat telah digunakan untuk meningkatkan angka lepasnya batu ginjal, meliputi calcium channel blocker seperti nifedipin (Adalat) dan alpha blocker seperti tamsulosin (Flomax). Obat-obat ini dapat diberikan pada orang-orang yang mempunyai batu yang tidak dapat dengan cepat lepas ke saluran kencing.
Untuk batu ginjal yang tidak dapat lepas dengan sendirinya, prosedur khusus yang disebut lithotripsy sering digunakan. Pada prosedur ini, gelombang kejut digunakan untuk memecah batu besar menjadi potongan-potongan yang lebih kecil yang kemudian dapat lepas ke saluran kencing.
Teknik-teknik bedah juga telah dikembangkan untuk membuang batu ginjal jika metode terapi lain tidak efektif. Teknik bedah ini dapat dilakukan dengan irisan kecil di kulit (precutaneous nephrolithotomy) atau melalui suatu alat yang disebut dengan ureteroscope dilewatkan melalui urethra dan kandung kemih lalu ke ureter.
Bagaimana batu ginjal dapat dicegah?
Dari pada melakukan terapi, lebih baik mencegah batu ginjal jika mungkin. Hal yang sangat membantu adalah minum air lebih banyak, karena masukan cairan yang rendah dan dehidrasi merupakan resiko utama pembentukan batu ginjal.
Bergantung pada penyebab batu ginjal dan riwayat medis individu, perubahan diet atau pengobatan kadang-kadang direkomendasikan untuk menurunkan kemungkinan pembentukan batu ginjal lebih lanjut. Jika seseorang telah melepaskan batu, ini dapat membantu untuk menganalisa dengan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan secara tepat jenis batu sehingga cara pencegahan yang tepat dapat ditentukan